Reporter: Ramadhian Fadillah
Cerita mistis banyak bermunculan di
Gunung Salak tempat jatuhnya Sukhoi Superjet 100. Mulai dari mitos Prabu
Siliwangi, hingga cerita seram seputar legenda Gunung Salak. Kenapa
cerita-cerita semacam ini bermunculan?
"Kalau kita lihat dari
sejarah, itu adalah peninggalan dari kepercayaan animisme. Masyarakat
penganut animisme sangat mempercayai hal gaib dan dan mistis.
Tanda-tanda di alam sering disangkutkan dengan kepercayaan semacam itu,"
ujar Sosiolog UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Musni Umar, Jumat
(18/5).
Musni menjelaskan gunung, dimana pun berada, memang
menjadi hal yang dianggap sakral oleh penganut animisme. Dalam berbagai
hal selalu digambarkan orang bertapa di gunung, atau mencari kesaktian
di gunung. Para raja pun kerap menyepi di gunung.
"Kepercayaan
seperti ini ternyata tidak luntur setelah Agama Samawi masuk ke
Nusantara. Malah bercampur baur dengan keyakinan masyarakat," kata
Musni.
Musni menilai memang sulit mengubah pemikiran yang
diturunkan dari generasi ke generasi semacam ini. Namun dia berharap
semua orang bisa berpikir logis jika ada kecelakaan pesawat di Gunung
Salak. Dia berharap setiap kecelakaan menjadi pelajaran agar maskapai
penerbangan, pilot maupun otoritas penerbangan bebenah diri.
"Ini
kan kalau kita lihat murni kecelakaan. Penyebabnya logis. Saat itu
diduga karena pilot menurunkan ketinggian lalu menabrak gunung. Kalau
evakuasi korban sulit, memang kita lihat medannya sulit dan cuaca di
Gunung Salak juga tidak bisa diprediksi," katanya.